Subscribe RSS

Mungkin anda pernah lihat, si Engkong yang baru buka toko kelontong eceran di deket rumah. Waktu pertama buka langsung rame, kata orang-2 harganya murah. Si Engkoh memang sengaja pasang harga murah dibanding pesaing disekitarnya yang memang sudah lama jualan. Kata pesaingnya .. “Biasalah … toko baru, lagi cari pelanggan, entar juga balik harga normal”.

Apa Si Engkoh salah ? apa ngga bisa cari nilai tambah ? Waduh … boro-boro nilai tambah. Si Engkoh bisa jualan aja sudah bagus. Sudah modal cekak, ilmu marketing juga ngga jago-2 amat. Apalagi pengalaman punya toko besar, itu baru sebatas mimpi. Tapi apa sih tujuan awal Si Engkoh kok “nilai tambah-nya” main di harga lebih murah ? Apa alasannya

Si Engkoh memang lagi menerapkan apa yang saya istilahkan sebagai Cashflow Tornado, yaitu cara meningkatkan modal dengan menambahkan modal hasil profit di awal bisnis secara terus menerus sampai batas waktu tertentu. Semakin kecil modal, harus semakin kencang perputaran cashflownya. Jadi modal akan terus bertambah, dan tetap diputar lebih kencang. Ini adalah cara kuno pedagang tradisional pekerja keras dalam memulai bisnis. Layaknya angin tornado, lingkaran bagian bawah lebih kecil, berputar lebih cepat, makin keatas makin besar dan putarannya tidak terlalu cepat.

Anda ingin coba ? coba saja segera. Caranya, cari bisnis yang sudah ada, dan memang jelas-jelas rame yang ada disekitar kita. Misal, konter pulsa, perlengkapan motor, warung khusus rokok, dll. Yang pasti dibutuhkan banyak orang sekitar setiap hari. Misal, kita pilih buka warung khusus rokok, mulai rokok kretek sampai rokok putih, komplit.

Apa nilai tambah dari bisnis Warung Rokok ini ? kita cari-cari aja supaya ada. Tapi kita bisa bilang, dibandingkan pesaing sekitar, bahwa nilai tambahnya adalah pelayanan yang prima, tempat nyaman, tampilan etalase rokok yang keren. Dinding warung kita pasang poster iklan rokok dari semua produsen. Kita juga bisa sediakan meja kursi, dan jualan Kopi Gingseng. Pahami kenikmatan para perokok, merokok sambil ngopi enak sekali.

Nilai tambah yang utama adalah semua jenis rokok ada dan selalu tersedia, bisa dibeli satuan, 1/3 atau 1/2 bungkus. Bahkan bisa campur, atau tersedia paket campur yang isinya bisa Ji Sam Soe + Gudang Garam + Sampoerna Mild + Malboro. Boleh juga khan ? asal ngga campur ganja aja. Bisa juga rokok + serbuk kopi, yaitu rokok yang bagian luarnya diolesin endapan kopi lalu dikeringkan. Dan nilai tambah yang paling utama, HARGA ROKOK PALING MURAH !!!

Tapi klo harganya paling murah, berarti untung Warung Rokok ini paling kecil dong … Ya pasti, sudah tahu strategi jualan dengan harga paling murah, ya pasti untungnya paling kecil. Lalu apa strategis-nya bisnis kayak gini ? awalnya kita pasti tidak tahu. Kita maunya Warung Rokok kita langsung rame dan cashflow berputar cepat.

Ternyata setelah kita buka Warung Rokok, dan karena murah, pasti rame, maka tidak kita sangka-sangka kita akan mendapatkan ilmu seperti ini :

· Ilmu 1 : Kita baru tahu kalau profil pelanggan rokok disekitar kita sebagian besar adalah pelanggan papan bawah, artinya beli rokonya eceran, kalau ngga beli satuan, 1/3 atau ½ bungkus. Tapi sehari pasti merokok sekitar 5-12 batang. Dan mereka ini price sensitif. Karena tahu Warung Rokok kita paling murah, dalam waktu 1-2 minggu pelanggan mulai rame.

· Ilmu 2 : Karena kita ramah, kita bisa pelan tapi pasti berhasil mendapatkan gambaran kebutuhan pelanggan atas rokok mereka. Ternyata ada permintaan asesoris sekitar rokok, seperti asbak, korek zippo, dan korek api lainnya. Kita bisa langsung menambahkan item-item yang sebelumnya belum berani kita jual. Ternyata, jualan asesoris perokok ini untungnya bisa 200%. Jadi keuntungan rokok bisa tersubsidi dari jualan asesoris perokok.

· Ilmu 3 : Karena kita ingin mengkomunikasikan nilai tambah kita, maka setiap pelanggan yang datang kita berikan pelayanan terbaik, artinya, kita telah meng-komunikasikan nilai tambah warung rokok kita kepada orang yang tepat. Jika pelanggan makin banyak, kita tentu makin percaya diri menyampaikan nilai tambahnya.

Karena murah dan beberapa nilai tambah, perputaran barang cepat. Cash flow-nya relatif bagus, net profit per bulan selalu ada. Tapi untuk mencapai net profit tersebut, otomatis kita kalang kabut, karena kita harus kulakan rokok ke grosir rokok dan asesoris setiap hari. Kalau tidak kita tidak bisa jualan dengan murah. Tapi demi memutar cash flow, kita harus rela terhanyut dalam Cashflow Tornado.

Cashflow tornado kadang membuat pebisnis pemula merasa capek, tidak bernilai, tidak nyaman dibanding zona nyaman-nya selama ini. Mencari uang kecil aja kok susah, dan kadang dengan mudah men-justifikasi bahwa ini bisnis yang kurang menghasilkan. Padahal yang terpenting sebenarnya bukan hasil jangka pendek, namun proses pembelajaran mengelola dari modal kecil menjadi besar, dan bagaimana kita bisa belajar mendapatkan pelanggan dan mengenali keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan tepat dan cepat.

2 tahun kemudian Si Engkoh sudah menjadi Raja Grosir Rokok terbesar di kotanya, dan pesaingnya hanya bisa bilang “gila …murah banget emang jualannya” ….

Kesimpulan :Cashflow Tornado bisa membesarkan modal, sekaligus mengkomunikasikan nilai tambah kepada target yang tepat, dan bisa belajar mendapatkan pelanggan dan mengenali keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan tepat dan cepat.

Category: | 0 Comments

0 comments to “Cashflow Tornado – Cara Bisnis Kuno Yang Masih Manjur”