Suatu siang dikantor SAQINA.COM, saya kedatangan tamu kawan dari TDA. Hari ini, kawan ini berniat bersilaturrahmi, dan mengabarkan, bahwa hari ini adalah hari pertama dia menuju TDA. Alias sudah sudah resign kemarin. Saya ucapkan dengan tulus, Selamat Berjuang. Suasana penuh semangat, ingin segera action atas segala rencana untuk menjadi entrepreneur. Asik yaa, saya selalu terharu dengan suasana semangat itu. Semua rencana dikabarkan. Semua proses yang akan dilalui dicoba dikonsultasikan.
Semasa menjadi karyawan, kawan kita ini ternyata kompetensinya luar biasa. Pengalaman kerja 6 tahun di industri consumer goods, karir dimulai dari bawah, merangkak sampai level management. Ia paham produksi, manajerial juga marketing. Ia pernah punya tanggung jawab membangun outlet-outlet ritel perusahaan. Ia sudah terbiasa dengan semua model perencanaan, kalkulasi bisnis, setting target, strategi pelaksanaan, pembangunan outlet, penyiapan karyawan, membuat dan men-training SOP, promosi bahkan sampai monitoring oulet sampai running well dan juga pelaporan. Suatu pengalaman kerja yang terintegrasi yang tidak semua bekas karyawan pernah mengalaminya.
Lalu, kita mulai membicarakan rencana wirausaha yang akan dijalaninya. Saya terkaget-kaget. Dia seperti mau berjalan tanpa pengetahuan. Ingin mencoba dulu beberapa bentuk usaha. Katanya takut gagal diawal. Tanpa business plan, tanpa berani menentukan target awal. Padahal dia tahu betul, untuk masuk dengan produk baru, harus riset market, harus menentukan STP (Segmentasi, Targeting & Positioning) dulu. Untuk memulai langkah, dia harus menentukan semua target cost-nya, juga berapa target laba-nya. Setiap langkah operasional harus ada target-nya. Setiap target yang harus dicapai, harus disiapkan semua perangkat pendukungnya, infrastruktur bisnisnya, SDM-nya, strateginya, dll-nya.
Lha kenapa jadi entrepreneur malah jadi berpikir terbalik ? kenapa jadi gagap business plan ? kenapa jadi takut menentukan target ? kenapa jadi bingung ketika harus mem-break-down infrastruktur bisnis apa saja yang harus disiapkan ? kenapa tidak berani menentukan target laba ? kenapa jadi gagap strategi pemasaran ? Kenapa kalau ditanya soal hasil jawabnya selalu “ya kita lihat saja nanti, namanya baru mulai, baru mencoba” ? Kenapa jadi takut bergerak bebas terencana dan terstruktur ketika Anda bisnis menggunakan Uang Anda Sendiri ??? Hayooo ….
Terus segala pengetahuanmu selama jadi karyawan kamu kemanain ??? kamu jangan tiba-tiba merasa memasuki dunia baru. Menjadi entrepeneur itu baru bagimu, tapi soal ilmu, Entreprenership itu Jadul !!! ilmu itu sudah ada sejak dulu. Bukan lahir kemarin sore. Semua ilmu yang kamu pahami di bekas perusahaan-mu itu sudah hampir 90% ilmu entrepreneurship untuk membesarkan bisnis perusahaan. Harusnya kamu bisa menentukan target dulu, baru secara mundur kamu mengisi semua hal infrastruktur yang diperlukan dalam mencapai target itu.
Selama ini memang ilmu entrepreneurship terkurung di perusahaan-2, terperangkap di sekolah-2 manajemen. Jadi ketika euforia entrepeneurship lagi hot, seakan-akan buku-buku2 entrepreneurship yang ada sekarang ini mengusung ilmu baru. Padahal muara menjadi entrepreneur itu ya punya perusahaan, menjadi konglomerat, lalu cukup menjadi Investor. Bicara evolusi bisnis, dari bisnis mikro dimulai menjadi bisnis kecil, menengah lalu besar menjadi Korporasi ! Setelah menjadi korporasi, ya berkutat di masalah-2 korporasi. Dan itu semua sudah puluhan tahun lalu ada.
Pendiri dan Pemilik bekas perusahaan-mu bekerja, itu sudah hampir menyelesaikan semua perjalanan menjadi entrepreneur ! namun tetap ingin terus tumbuh ! karena tidak ingin perusahaannya mati. Makanya mereka semua ingin karyawan level manajemen mempunyai jiwa INTRA-preneurship ! supaya perusahaan terus tumbuh.
Tahun ke-1 s.d ke-3 mungkin kamu coba-coba usaha. Tahun ke-3 kamu sudah yakin ada salah satu bisnismu yang yakin bisa kamu besarkan. Tahun ke-4 dan 5 bisnis-mu berkembang. Tahun ke-6 s.d 8 kamu sibuk menata manajemen, mulai merekrut karyawan-2 kunci, tanpa sadar bisnismu menjelma menjadi korporasi. Tahun ke-9 dan 10 kamu sudah sibuk mengembangkan kompetensi Manajemen Perusahaan-mu untuk terus berkembang. Makin banyak karyawan yang kamu rekrut dan kamu kirim ke Lembaga Training Manajemen. Dan seterusnya. Semua itu siklus itu sudah dilakukan oleh semua pendiri, pemilik dan diteruskan oleh karyawan manajemen-nya.
Hayo … jadi entrepreneur jangan pura-2 goblok. Entrepreurship itu sudah terstruktur ilmunya. Kamu sudah tahu semua, dan sudah terlalu pintar untuk menjadi entrepreneur …….
sumber : http://mohamadrosihan.blogspot.com
Category:
Entrepreneur
| 0 Comments
0 comments to “Entrepeneurship itu JADUL!”